Cara Menghitung Proyeksi penduduk
Dalam perencanaan tata ruang, aspek demografi penting diperhatikan karena hal ini terkait pada bagaimana merencanakan ruang agar mampu menampung jumlah penduduk suatu daerah.
Untuk di negara Indonesia dan perencanaan ruang sendiri, terdapat empat model pertumbuhan penduduk dan satu model seleksi yang aplikatif untuk situasi dan kondisi demografi wilayah perkotaan di Indonesia, yaitu:
Untuk di negara Indonesia dan perencanaan ruang sendiri, terdapat empat model pertumbuhan penduduk dan satu model seleksi yang aplikatif untuk situasi dan kondisi demografi wilayah perkotaan di Indonesia, yaitu:
Asumsi dasar aplikasi linear growth model adalah bahwa tingkat
pertumbuhan penduduk yang jumlahnya konstan dari tahun ke tahun dan jumlah
pertumbuhan tidak tergantung pada jumlah penduduk pada suatu tahun tertentu.
Model matematisnya adalah sebagai berikut (Oppenheim, 1980):
Pn =
Po + na
Pn =
Jumlah penduduk pada tahun n
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal
pengamatan
n = Periode
pengamatan
a = Jumlah
pertambahan penduduk tiap tahun
Asumsi dasar penggunaan exponential growth model adalah bahwa tingkat
pertumbuhan penduduk tiap tahun akan selalu proporsional dengan jumlah penduduk
pada tahun sebelumnya. Ada suatu variabel yang bersifat konstan, yaitu laju
pertumbuhan penduduk, bukan jumlah pertumbuhan penduduk. Secara fisik, makin
besar jumlah penduduk, makin cepat pula pertumbuhannya. Model matematisnya
adalah sebagai berikut (Oppenheim, 1980):
Pn
= Po (1 + r) n
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal
pengamatan
n = Periode
pengamatan
r = persentase
(laju) pertumbuhan tiap tahun
Asumsi dasar penggunaan linear regression model adalah bahwa terdapat
hubungan (korelasi) linear antara tahun pengamatan dengan jumlah penduduk pada
tahun pengamatan tersebut. Hubungan tersebut diterjemahkan ke dalam persamaan
linear yang merupakan formula matematis dari linear regression model ini. Model
matematisnya adalah sebagai berikut (Warpani, 1984):
Px
= a + bx
Px = Jumlah penduduk pada tahun x
x = Tahun pengamatan
a = konstanta empirik =
b = konstanta empirik =
d. Comparative Methods
Asumsi dasar penggunaan model ini adalah bahwa
pola pertumbuhan penduduk pada suatu lokasi relatif akan sama atau proporsional
atau analog dengan pola pertumbuhan penduduk pada wilayah yang lebih luas, atau
pada suatu lokasi yang memiliki kesamaan karakteristik dengan lokasi
pengamatan. Ada tiga
jenis comparative methods, yaitu (Oppenheim, 1980):
Ø
ratio methods
§ Model matematisnya ---» Pc (t) = k Ps (t)
Pc(t) =
jumlah penduduk kecamatan pada tahun t
Ps(t) =
jumlah penduduk kota pada tahun t
k = proportional factor
Ø
time lag methods
§ Model matematisnya ---» Pa (t) = Pb (t-T)
Pa(t) =
jumlah penduduk area a pada tahun t
Pb(t-T) =
jumlah penduduk area b pada tahun t-T
T = time lag
Ø
combination methods
§ Model matematisnya ---» Pa (t) = k Pb (t-T)
Pa(t) =
jumlah penduduk area a pada tahun t
Pb(t-T) =
jumlah penduduk area b pada tahun t-T
k =
proportional factor
T =
time lag
Ø
Minimum Sum of Square Method
Metoda ini digunakan untuk menguji tingkat kecocokan suatu model
terhadap kondisi faktualnya. Tingkat kecocokan dapat dilihat dari jumlah
kuadrat simpangannya. Nilai jumlah kuadrat simpangan terkecil merupakan
indikator tingkat kecocokan suatu model. Dalam proses perencanaan kota, metoda
ini digunakan untuk menguji tingkat kecocokan beberapa model pertumbuhan
penduduk. Bentuk matematisnya adalah sebagai berikut (Oppenheim, 1980) :
¶ = S(Yi – Yï)²
¶ =
nilai simpangan
Yi = perkiraan jumlah
penduduk
Yï = jumlah penduduk
faktual
Belum ada Komentar untuk "Cara Menghitung Proyeksi penduduk "
Posting Komentar