Konsep Interaksi Keruangan

Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tentang tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial (Tarigan, 2006:77). Teori lokasi bertujuan untuk memperhitungkan pola lokasi kegiatan-kegiatan ekonomi yang di dalamnya termasuk kegiatan industri.

Analisis keruangan
Analisis keruangan adalah suatu analisis lokasi yang berpusat pada tiga unsur yaitu jarak, kaitan,dan gerakan. Tujuan dari analisis keruangan adalah sebagai berikut :
Mengukur apakah kondisi yang ada sesuai sesuai dengan struktur keruangan
Menganalisa interaksi antar unit keruangan yaitu hubungan antara ekonomi dan  interaksi keruangan
Aksesibilitas antara pusat dan perhentian suatu wilayah, dan hambatan interaksi, hal didasarkan oleh adanya tempat-tempat (kota) yang menjadi pusat kegiatan bagi tempat-tempat lain, serta adanya hierarki di antara tempat- tempat tersebut (Rahmat Kusnadi,2010).


Interaksi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Interaksi merupakan hal saling melakukan aksi, berhubungan, atau saling mempengaruh. Sedangkan menurut Bintaro,1991, Interaksi merupakan proses sosial, ekonomi dan budaya ataupun proses politik yang secara cepat atau lambat dapat menimbulkan suatu realita atau kenyataan.

Interaksi Keruangan
Interaksi keruangan merupakan hubungan antar dua kota yang dapat menunjukkan  keduannya dalm hal sosial, ekonomi maupun akses terhadap fasilitas umum. Selain itu, Interaksi keruangan dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua wilayah yang menimbulkan aktivitas baru yang disebut zona interaksi.

Prinsip Interaksi Keruangan
Terdapat 2 prinsip interaksi keruangan, yaitu terdiri dari :
a) Adanya hubungan timbal balik antara dua daerah atau lebih
b) Terdapat pergerakan manusia (mobilitas), gagasan dan informasi komunikasi, serta materi atau benda yang dinamakan transportasi.


Faktor Pendukung terjadinya Interaksi Keruangan
1. Regional Complementarity
Merupakan adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi, artinya terdapat kebutuhan timbal balik antar wilayah sebagai akibat adanya perbedaan potensi yang dimiliki oleh setiap wilayah.
Berikut gambaran yang dapat menjelaskan mengenai regional complementarity :



Dari gambar tersebut dijelaskan bahwa terdapat tiga wilayah yaitu Wilayah A, Wilayah B dan Wilayah C yang masing-masing menyediakan barang berbeda sesuai dengan potensi yang dimiliki setiap wilayah. Guna untuk melengkapi kebutuhan barang yang tidak tersedia disetiap wilayah, maka ketiga wilayah tersebut saling berinteraksi dan mensuplay barang ke wilayah lainnya. Sehingga kebutuhan barang dapat terpenuhi dengan adanya interaksi dan timbal balik antar ketiga wilayah tersebut.

2. Interventing Opportunity
Merupakan kedua wilayah memiliki kesempatan melakukan hubungan timbal balik serta tidak ada pihak ketiga yang membatasi kesempatan itu. Dengan adanya campur tangan pihak ketiga (wilayah ketiga), maka dapat menjadi penghambat atau melemahkan interaksi antar dua wilayah.
Berikut gambaran yang dapat menjelaskan mengenai interventing opportunity :


Dari gambar tersebut dijelaskan bahwa awal mulanya terdapat dua wilayah yaitu wilayah A dan wilayah B. Kedua wilayah tersebut menyediakan barang yang berbeda. Untuk melengkapi kebutuhan barang dimasing-masing wilayah, keduanya memiliki kesempatan yang besar untuk saling berinteraksi. Karena kedua wilayah tersebut akan saling bergantung untuk melengkapi barang yang tidak tersedia di wilayahnya masing-masing. Kemudian dengan munculnya pihak ketiga yaitu wilayah C, maka interaksi antara kedua wilayah A dan wilayah B menjadi terhambat atau melemah. Sebab, wilayah C menyediakan barang-barang yang terdapat diwilayah A dan B. yang menyebabkan sebagian wilayah A atau wilayah B datang ke wilayah C untuk melengkapi kebutuhannya dan terjadi interaksi.

3. Spatial Transferability
Merupakan artinya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang baik manusia, informasi ataupun barang sangat bergantung dengan faktor jarak, biaya transportasi dan kelancaran prasarana transportasi. Jadi semakin mudah transferbilitas, maka akan semakin besar arus komoditas.
Zona Interaksi
Menurut Bintarto (1983), dalam interaksi keruangan atau wilayah, tingkatan zona interaksi antara lain :
Dengan keterangan:
1. City : Kota
2. Suburban : Subdaerah perkotaan
3. Suburban Fringe : Jalur tepi subdaerah perkotaan
4. Urban Fringe : Jalur tepi daerah perkotaan paling luar
5. Rural Urban Fringe : Jalur batas desa kota
6. Rural : Pedesaan
Berikut adalah tabel zona interaksi yang bertujuan untuk menentukan pengalokasian lokasi masing-masing zona yang meliputi permukiman, fasilitas umum, perdagangan dan jasa serta industri. Dari masing-masing zona tersebut manakah yang dapat didekatkan dan saling berinteraksi.
Tabel 1 . Zona Interaksi


Dari tabel diatas menjelaskan bahwa antara zona permukiman dengan permukiman dapat didekatkan karena dapat saling berinteraksi dengan ditandai menggunakan tanda centang (v). semua zona dengan tanda (v) penempatannya dapat didekatkan antar zona lain. Namun terdapat satu hal penempatan lokasi yang tidak dapat didekatkan dalam tabel tersebut yaitu antara zona permukiman dengan industri yang ditandai dengan tanda (x). Disebabkan karena jika kedua zona tersebut didekatkan makan akan menimbulkan dampak negatif terhadap permukimannya dengan adanya pencemaran dari limbah industri.

Belum ada Komentar untuk "Konsep Interaksi Keruangan "

Posting Komentar

Mengetahui Kemampuan Belajar Diri Sendiri

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Belajar tidak hanya berurusan dengan kata dan angka melainkan memili...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel