Teori Lokasi Weber
Teori Lokasi merupakan teori yang membahas pertanyaan penting tentang Siapa (Perusahaan, Individu, Pemerintah) yang memproduksi barang atau jasa tertentu pada lokasi yang mana, dan
mengapa memilih lokasi tersebut .
Menurut Tarigan, teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomim atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial serta pengaruhnya terhadap kegiatan baik yang bersifat ekonomi atau sosial .
Teori weber dikenal dengan teori industri. Teori ini dikemukakan oleh Alfred Weber merupakan seorang ekonom Jerman yang juga menjadi pengajar di Universitas Praha pada tahun 1907.
Weber memiliki teori yang berkaitan dengan least cost location. Teori tersebut menyebutkan bahwa lokasi industri sebaiknya diletakkan ditempat yang memiliki biaya yang memiliki sewa lahan paling minimal. Tempat yang memiliki total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimal dan cenderung identik dengan tingkat keuntungan yang maksimal.
Dalam teorinya, weber menetapkan 6 asumsi yaitu:
1.Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduknya.
2. Sumber daya dan bahan mentah. Tidak semua jenis sumber daya alam
3. Upah tenaga kerja. Ada upah yang baku yang telah ditetapkan sehingga jumlahnya sama di setiap tempat, tetapi ada pula upah yang merupakan hasil persaingan antar penduduk.
4. Terdapat hanya satu jenis alat transportasi serta ketergantungan terhadap biaya transportasi. Besarnya biaya transportasi tergantung pada massa bahan baku serta jarak dari asal bahan baku ke lokasi pabrik.
5.Terdapat kompetisi antarindustri. Setiap industri pasti melakukan persaingan untuk memperoleh pasar dan keuntungan yang lebih besar.
6.Manusia selalu berfikir rasional untuk pengembangan industri.
Terdapat dua istilah pada teori weber yakni isotim dan isodapan
Isotim adalah garis biaya transportasi nyang sama untuk setiap produk atau materi .
Isodapan adalah garis biaya transportasi total . isodapan ini ditemukan dengan menambahkan semua isotim lokasi.
Selain itu, Weber juga menyusun sebuah teori yang dikenal dengan istilah segitiga lokasi (locational triangle). Konsep industrial location theory menurut webber ini dijelaskan dengan menggunakan segitiga lokasional, di mana lokasi optimum (p) adalah keseimbangan antara kekuatan yang ditimbulkan oleh sumber bahan baku (input 1 dan input 2) dan titik pasar (market).
dimana : Perhitungan indeks bahan baku (IB)
IB = Bobot bahan baku local / Bobot produk akhir
Keterangan:
IB > 1, perusahaan akan berlokasi dekat ke bahan baku,
IB < 1, perusahaan akan berlokasi dekat ke pasar
Asumsi hasil konsep locatinal triangle
Keterangan:M = pasar P = lokasi biaya terendah. R1, R2 = bahan baku
a) apabila biaya angkut hanya didasarkan pada jarak.
b) apabila biaya angkut bahan baku lebih mahal dari pada hasil industri.
c) apabila biaya angkut bahan baku lebih murah dari pada hasil industri.
Perkembangan teori lokasi
1. Regional
Faktor regional dimana industri tertarik pada aspek geografis tertentu, jaringan utama orientasi industri (ketersediaan lahan, simpul transportasi, tempat bongkar-muat, pelabuhan). Faktor regional yang murni ekonomi adalah harga bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya transport.
2. Aglomerasi
Faktor aglomerasi/deglomerasi dimana dalam jaringan utamanya tidak tergantung pada orientasi geografis, antar industri saling terkait atau saling berjauhan (menekan harga melalui produksi massal, penggunaan mesin yg lebih baik (internal faktor), ketersediaan bantuan (eksternal faktor).
mengapa memilih lokasi tersebut .
Baca Juga
Weber memiliki teori yang berkaitan dengan least cost location. Teori tersebut menyebutkan bahwa lokasi industri sebaiknya diletakkan ditempat yang memiliki biaya yang memiliki sewa lahan paling minimal. Tempat yang memiliki total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimal dan cenderung identik dengan tingkat keuntungan yang maksimal.
Dalam teorinya, weber menetapkan 6 asumsi yaitu:
1.Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduknya.
3. Upah tenaga kerja. Ada upah yang baku yang telah ditetapkan sehingga jumlahnya sama di setiap tempat, tetapi ada pula upah yang merupakan hasil persaingan antar penduduk.
4. Terdapat hanya satu jenis alat transportasi serta ketergantungan terhadap biaya transportasi. Besarnya biaya transportasi tergantung pada massa bahan baku serta jarak dari asal bahan baku ke lokasi pabrik.
5.Terdapat kompetisi antarindustri. Setiap industri pasti melakukan persaingan untuk memperoleh pasar dan keuntungan yang lebih besar.
6.Manusia selalu berfikir rasional untuk pengembangan industri.
Terdapat dua istilah pada teori weber yakni isotim dan isodapan
Isotim adalah garis biaya transportasi nyang sama untuk setiap produk atau materi .
Isodapan adalah garis biaya transportasi total . isodapan ini ditemukan dengan menambahkan semua isotim lokasi.
Selain itu, Weber juga menyusun sebuah teori yang dikenal dengan istilah segitiga lokasi (locational triangle). Konsep industrial location theory menurut webber ini dijelaskan dengan menggunakan segitiga lokasional, di mana lokasi optimum (p) adalah keseimbangan antara kekuatan yang ditimbulkan oleh sumber bahan baku (input 1 dan input 2) dan titik pasar (market).
dimana : Perhitungan indeks bahan baku (IB)
IB = Bobot bahan baku local / Bobot produk akhir
Keterangan:
IB > 1, perusahaan akan berlokasi dekat ke bahan baku,
IB < 1, perusahaan akan berlokasi dekat ke pasar
Asumsi hasil konsep locatinal triangle
Keterangan:M = pasar P = lokasi biaya terendah. R1, R2 = bahan baku
a) apabila biaya angkut hanya didasarkan pada jarak.
b) apabila biaya angkut bahan baku lebih mahal dari pada hasil industri.
c) apabila biaya angkut bahan baku lebih murah dari pada hasil industri.
Perkembangan teori lokasi
1. Regional
Faktor regional dimana industri tertarik pada aspek geografis tertentu, jaringan utama orientasi industri (ketersediaan lahan, simpul transportasi, tempat bongkar-muat, pelabuhan). Faktor regional yang murni ekonomi adalah harga bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya transport.
2. Aglomerasi
Faktor aglomerasi/deglomerasi dimana dalam jaringan utamanya tidak tergantung pada orientasi geografis, antar industri saling terkait atau saling berjauhan (menekan harga melalui produksi massal, penggunaan mesin yg lebih baik (internal faktor), ketersediaan bantuan (eksternal faktor).
Belum ada Komentar untuk "Teori Lokasi Weber "
Posting Komentar